Apakah ini pertanda? Mungkin! Tapi apa perlunya pertanda jika pikiran sudah tak mampu lagi bekerja? Bukankah sedari dulu merindukannya hingga membuat napas terengah-engah mengejar waktu? Mengapa sekarang bertanya tentang sebuah pertanda?
Lalu apakah itu? Mungkihkah itu lembah tak berdasar? Ataukah ibarat laut tak berdasar dengan palung terdalam? Mungkin juga benar kata sang sufi, tapi pentingkah itu? Bukankah semuanya hanya dalam cita-cita makhluk yang fana? Tepat!
Mengapa badan ini terasa membeku? Mungkin darah sudah terlalu kental? Badan ini sudah tak mengikuti rima pikiran yang semakin telanjang… Perlukah ku injeksikan dengan norma agar tak telanjang? Mengapa kemudian menjadi tak nyaman rasanya di badan dengan norma? Lalu bagaimana dengan dogma? Semuanya tak penting!
Lalu mengapa sekarang gelisah? Semuanya tak berakhir begitu saja bukan? Tentu saja! Tapi apakah semuanya sudah berarti? Apakah titik itu sudah mencerahkan? Atau titik itu sudah menjadi noda di tembok kehidupan?
2 comments