Buku ini dimulai dengan penggambaran kondisi diskriminasi rasial ditandai dengan munculnya Klux-Klux Klan di Amerika Serikat saat Malcolm Little lahir. Lahir pada 19 Mei 1925 dari keluarga kristen yang berkulit hitam, Malcolm tumbuh dengan berbagai kekurangan. Masa kanak-kanaknya dilewati dengan berbagai kesulitan, yang paling berat adalah kehilangan ayahnya. Saat remaja, Malcolm hidup dalam dunia hitam; menjual obat bius, mencuri dan lain-lain. Pada umur 21, Malcolm dijebloskan ke penjara karena pencurian bersenjata yang dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman 10 tahun di sebuah penjara di Charlestown.
Dalam penjara, dia kemudian mulai mendengar tentang Elijah Muhammad dan Nation of Islam. Setelah menjalani 7 tahun penjara, Malcolm kemudian dibebaskan. Malcolm kemudian menjadi seorang muslim dan menggunakan X sebagai penolakannya terhadap nama budak. Perkembangan pesat dialaminya dalam NOI, Malcom adalah orator yang handal dan kerap kali menggantikan Elijah Muhammad dalam pertemuan. Dikarenakan cukup keras dan vokal dalam menanggapi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh komunitas kulit hitam, beberapa pengurus NOI tidak senang dengan perilaku Malcom X. Pada akhirnya, Malcolm X kemudian mengundurkan diri dari NOI setelah mengetahui bahwa panutannya, Elijah Muhammad, tidak mau mengakui kesalahhnya dan beberapa alasan lainnya.
Malcom X kemudian membangun dua organisasi, Muslim Mosque, inc. dan Organization of Afro-American Unity. Malcolm kemudian memperluas jaringan politiknya dengan mengunjungi berbagai negara Afrika, Eropa dan Asia untuk perjuangannya. Pada masa yang sama, Martin Luther King Jr. juga memperjuangkan hal yang sama namun menolak kekerasan seperti yang dijalankan oleh Malcom X.
Saat menjalankan ibadah Haji di Mekkah, Malclom X kemudian mengganti namnya menjadi El-Hajj Malik El-Shabazz. Dari perjanalan ini, Malcolm X kemudian menyadari bahwa persaudaran dunia adalah hal yang mungkin dicapai. Saat itu pula, Malcolm X giat memperjuangkan hak-hak sipil serta persamaan hak. Malcolm X dan Martin Luther king Jr. kemudian sepakat untuk bersama-sama memperjuangkan ide mereka tentang hak-hak sipil. Pada 21 Februari 1965, Malcom X tewas ditembak oleh militan muslim saat akan menyampaikan pidatonya di sebuah pertemuan.
3 comments