Pada 5 Maret 2009, Sekretariat Jendral Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan situs “Database on Violence Against Women”. Sebuah kemajuan dalam upaya penghapusan kekerasa terhadap perempuan secara global telah tercapai. Situs ini memberikan berbagai informasi tentang perkembangan kemajuan dari negara yang menjadi anggota PBB. Selama ini, informasi seperti sangat sulit didapatkan oleh masyarakat dan penggiat hak asasi manusia.
Situs ini berawal dari resolusi yang dibuat pada Desember 2006 oleh Majelis Umum PBB. Dalam resolusi tersebut, PBB menyadari bahwa pentingnya melakukan upaya yang intensif untuk menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Salah satunya adalah membuat sebuah pangkalan data (database, red) terpusat tentang dampak dan efektifitas dan kebijakan dan program yang ada. Selain itu, database ini diharapkan dapat menyediakan informasi seputar best practices yang pernah dilakukan.
Sumber utama dari pangkala data ini adalah respon quisoner tentang kekerasan terhadap perempuan yang diterima oleh Sekjen PBB dari negara anggota per September 2008. Data terus diperbaharusi secara tanggal tersebut. Selain itu, informasi juga diambil dari laporan negara pihak dari yang masuk ke Badan Pemantau Konvensi PBB, laporan dari World Conference on Women ke-4 dan informasi relevan yang ada di badan PBB lainnya.
Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan oleh Deputy Direktur Sekjen PBB, pangkalan data ini ditujukan untuk membantu para korban dan penyintas (survivor, red). para pengambil kebijakan juga diharapkan dapat menjadikan situs ini sebagai penyedia data yang relevan untuk penyadaran dan pengembangan kapasitas. Pangkalan data ini menyediakan dokumen dalam bahasa Inggris serta beberapa dokumen yang telah diterjemahkan dalam 6 bahasa standar yang digunakan oleh PBB.
Indonesia sebagai salah satu peserta telah berkontribusi dalam pengkalan data tersebut. Jika menengok halaman yang menyediakan informasi dari Indonesia, dapat ditemui informasi mengenai kerangka hukum dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sayangnya, masih banyak informasi yang sangat penting seperti pelayanan untuk korban dan penyintas serta data lainnya belum tersedia.
Untuk mengunjungi situs tersebut, silahkan klik di sini