FPI beraksi lagi! Tindakannya kali ini bahkan dilakukan di dalam ruang sidang. Upaya untuk melakukan intimidasi saksi dan korban dilakukan denngan berbagai cara. Tidak cukup dengan intimidasi, kekerasan pun digunakan. Ironisnya, tindakan tersebut disaksikan oleh aparat penegak hukum; sang pelaku tak ditindak, justru korban yang diamankan.
Kesaksian Mohamad Guntur Romli, saksi korban dari AKKBB yang dipukul di dalam ruang sidang, dalam Persidangan Kasus Tragedi Monas Berdarah, Senin 22 September 2008.
Senin 22 September 2008 pukul 14.00, saya menjadi saksi kasus Tragedi Monas Berdarah 1 Juni 2008 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat lantai 3. Ini kali kedua saya menjadi saksi, setelah sebelumnya saya menjadi saksi atas terdakwa Munarman. Saya memberikan kesaksian setelah saksi yang pertama yaitu Sugiono, pemilik truk yang membawa sound-system yang dirusak oleh massa FPI.
Kesaksian saya kali ini untuk 7 orang Laskar Pembela Islam (LPI). Ruangan sidang yang sempit dipenuhi massa dari FPI. Dalam proses kesaksian saya, terdengar celetukan, hingga hujatan dari arah belakang
saya, misalnya, “kesaksiannya palsu”, “keluar dari Islam dia”, “ntar tungguin di luar setelah selesai”, dll. Suara-suara itu bercampur baur dengan teriakan “huuuuu…” dan teriakan-teriakan yang lain.
Ketua Majelis Hakim Bapak Makasau berkali-kali mengetok palu untuk memperingatkan massa FPI, dan mengancam mereka kalau tidak bisa tertib akan menghentikan sidang, dan memberikan sanksi pada mereka.
Setelah saya memberikan kesaksian, Majelis Hakim memberikan kesempatan pada 7 orang terdakwa untuk memberikan komentar/sanggapan terhadap kesaksian saya. Mayoritas dari mereka mengecam kesaksian saya, bahwa saya melihat ibu, orang tua, dan anak-anak dipukul di Tragedi Monas Berdarah itu. Salah seorang terdakwa malah menuding-nuding saya dengan kata-kata “elo..,elo.. gue.. gue”. Hakim Ketua langsung memperingatkan dia, agar tidak bersikap seperti preman.
Setelah selesai memberikan kesaksian saya dipersilahkan oleh Hakim untuk keluar. Posisi 7 orang terdakwa itu berada di dekat pintu keluar yang biasa dipakai oleh Majelis Hakim, Jaksa, Pengacara, Terdakwa dan
Saksi. Nah, ketika saya melewati mereka, seorang dari terdakwa bernama Sunarto menendang kaki saya. Langsung balik badan dan menghadap ke hakim, saya protes “Pak Hakim, kaki saya ditendang”. Tiba-tiba,
Subhan yang berada di dekat Sunarto, memukul kepala belakang saya. Kepala saya benjol dan pusing-pusing. Saya terus protes ke Hakim, “Pak saya dipukul”.
7 terdakwa dari FPI langsung mengepung saya, dan massa FPI yang berada di kursi pengunjung sidang juga mendekat ke arah saya. Keadaan semakin kacau, aparat polisi mulai masuk ruang sidang, dan mengelilingi saya. Subhan dan Sunarto masih berusaha memukul saya lagi. Ketika saya dibawa keluar dari ruang sidang, massa FPI terus mendekat, berusaha menembus pertahanan aparat kepolisian.
Selanjutnya aparat kepolisian mengevakuasi saya turun ke lantai 2 dan masuk ruangan saksi. Massa FPI digiring keluar arena Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, namun mereka masih berkerumun, menunggu saya keluar dari PN Jakarta Pusat. Kami, dari AKKBB, para saksi, pengacara, dan simpatisan berkumpul di lobi lantai dasar PN Jakarta Pusat. Ternyata seorang teman kami bernama Soleh juga dipukul kepalanya karena
berusaha melindungi kawan-kawan dari AKKBB yang berada di kursi pengunjung.
Karena suasana kacau, sidang pengadilan ditunda, termasuk sidang dengan terdakwa Machsuni Kaloko, Komandan Laskar Pembela Islam. Menurut aparat keamanan, massa FPI masih menunggu di jalan, di depan PN Jakarta Pusat.
Akhirnya kami dievakuasi dengan bis dan truk polisi yang membawa kami ke Polda Metro Jaya.
Tujuh terdakwa dari FPI itu tampaknya marah pada saya karena saya menyatakan bahwa saya melihat ibu, anak-anak, dan orang tua dipukuli di Monas. Dan memang benar, ada perempuan-perempuan yang menjadi
korban, namanya Oming, Suci, lina, dll. Dan mereka telah memberikan kesaksian pada sidang sebelumnya baik Rizieq maupun Munarman.
Mohamad Guntur Romli, Jakarta, 22 September 2008
793
previous post
2 comments
hahahaha….gimana rasanya guntur ? di tabokin orang arab bolak-balik…………………….nyut..nyut…
Oh… udah pernah ngerasain ya ditabokin ama orang Arab ya? Kalau belum, nanti saya doakan anda ditabokin. Ini tulus lho… 🙂